Kamis, 18 Februari 2016

Visi Medis

            Visi. Mungkin bagi sebagian orang tidak ada yang asing dengan kata “Visi”. Banyak kita lihat kata ini dalam bentuk “Visi dan Misi” baik di perguruan tinggi, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya. Namun, apakah sebenarnya visi itu? Apakah visi hanya sebuah spanduk atau syarat agar berdirinya sebuah organisasi atau instansi? Apakah visi memiliki makna lebih dari pada itu?

            Sesungguhnya visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tentunya sesuatu yang bersifat positif. Sebuah harapan. Visi berbicara soal harapan. Lalu, apa itu misi? Misi adalah upaya yang dilakukan untuk mewujudkan sebuah visi.

            Visi lebih dari sekadar plang atau kumpulan kata – kata mutiara. Atau, yang lebih memprihatinkan adalah visi hanya sebuah janji – janji palsu yang disusun untuk enak dipandang. Visi selalu melampaui sebuah rumusan. Visi adalah sesuatu yang besifat misterius. Sifat misterius inilah yang memberikan kekuatan pada sebuah visi. Inilah keunikan dari sebuah visi.

            Contoh konkrit dari sebuah visi adalah tokoh Paulus. Alkitab mengatakan, Paulus mengakui bahwa ia tidak pernah tidak taat pada sebuah visi yang datangnya dari Allah. Bila kita perhatikan, seluruh perjanjian baru cukup “dijenuhi” oleh tulisan – tulisan dari Paulus. Semasa hidupnya ia boleh menjadi berkat bagi orang banyak. Tentunya sampai sekarang kalian yang membaca tulisan ini (termasuk saya) juga diberkati dari pelayanan Paulus. Tentunya tidak gampang ia melakukan pelayanan selama ia menjadi pengikut Kristus. Sudah pasti ia memiliki sebuah visi.

            Demikian pula dengan kita yang berkecimpung di dunia medis. Jelas sekali kita memerlukan visi. Jika teman – teman bertanya pada mereka – mereka yang sekolah kedokteran saat ini, apa tujuan mereka menjadi seorang Dokter? Pasti jawabannya adalah ingin membantu orang banyak. Saya tidak menyalahkan pendapat seperti itu. Hanya saja menurut saya itu  adalah jawaban klasik. Saya yakin jawaban sesungguhnya adalah agar gampang mencari pekerjaan atau dapat uang yang banyak. Sekali lagi,  saya tidak menyalahkan atau menghakimi orang – orang yang memiliki prinsip seperti itu. Itu adalah hak setiap orang. Namun, sebagai pengikut Kristus, itu semua bukanlah tujuan kita dipanggil menjadi seorang Dokter.

            Bukan suatu kebetulan jika kita bisa kuliah di sekolah kedokteran. Biaya yang mahal tentu saja menjadi mimpi indah bagi mereka di luar sana yang ingin sekolah di fakultas kedokteran. Tuhan memiliki visi bagi setiap mereka – mereka yang dipanggil-Nya untuk menjadi Dokter.

            Jangan sampai kita menjadi Dokter, tanpa ada visi. Jangan sampai sisa – sisa hidup kita sebagai seorang Dokter hanya untuk membantu orang tanpa visi. Jangan sampai pula masa – masa studi kita di fakultas kedokteran hanya berpusat pada belajar, belajar, dan belajar.  Jangan sampai kita berfokus untuk menjadi Dokter spesialis.

            Jangan sampai kita tidak memiliki tujuan yang pasti ketika kita hidup.


            Jangan sampai…