Visi. Mungkin bagi sebagian orang tidak
ada yang asing dengan kata “Visi”. Banyak kita lihat kata ini dalam bentuk “Visi
dan Misi” baik di perguruan tinggi, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya.
Namun, apakah sebenarnya visi itu? Apakah visi hanya sebuah spanduk atau syarat
agar berdirinya sebuah organisasi atau instansi? Apakah visi memiliki makna
lebih dari pada itu?
Sesungguhnya
visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Tentunya sesuatu yang bersifat positif. Sebuah harapan. Visi
berbicara soal harapan. Lalu, apa itu misi? Misi adalah upaya yang dilakukan
untuk mewujudkan sebuah visi.
Visi
lebih dari sekadar plang atau kumpulan kata – kata mutiara. Atau, yang lebih
memprihatinkan adalah visi hanya sebuah janji – janji palsu yang disusun untuk
enak dipandang. Visi selalu melampaui sebuah rumusan. Visi adalah sesuatu yang
besifat misterius. Sifat misterius inilah yang memberikan kekuatan pada sebuah
visi. Inilah keunikan dari sebuah visi.
Contoh
konkrit dari sebuah visi adalah tokoh Paulus. Alkitab mengatakan, Paulus
mengakui bahwa ia tidak pernah tidak taat pada sebuah visi yang datangnya dari
Allah. Bila kita perhatikan, seluruh perjanjian baru cukup “dijenuhi” oleh
tulisan – tulisan dari Paulus. Semasa hidupnya ia boleh menjadi berkat bagi orang
banyak. Tentunya sampai sekarang kalian yang membaca tulisan ini (termasuk
saya) juga diberkati dari pelayanan Paulus. Tentunya tidak gampang ia melakukan
pelayanan selama ia menjadi pengikut Kristus. Sudah pasti ia memiliki sebuah
visi.
Demikian
pula dengan kita yang berkecimpung di dunia medis. Jelas sekali kita memerlukan
visi. Jika teman – teman bertanya pada mereka – mereka yang sekolah kedokteran
saat ini, apa tujuan mereka menjadi seorang Dokter? Pasti jawabannya adalah
ingin membantu orang banyak. Saya tidak menyalahkan pendapat seperti itu. Hanya
saja menurut saya itu adalah jawaban
klasik. Saya yakin jawaban sesungguhnya adalah agar gampang mencari pekerjaan
atau dapat uang yang banyak. Sekali lagi,
saya tidak menyalahkan atau menghakimi orang – orang yang memiliki
prinsip seperti itu. Itu adalah hak setiap orang. Namun, sebagai pengikut
Kristus, itu semua bukanlah tujuan kita dipanggil menjadi seorang Dokter.
Bukan
suatu kebetulan jika kita bisa kuliah di sekolah kedokteran. Biaya yang mahal
tentu saja menjadi mimpi indah bagi mereka di luar sana yang ingin sekolah di
fakultas kedokteran. Tuhan memiliki visi bagi setiap mereka – mereka yang
dipanggil-Nya untuk menjadi Dokter.
Jangan
sampai kita menjadi Dokter, tanpa ada visi. Jangan sampai sisa – sisa hidup
kita sebagai seorang Dokter hanya untuk membantu orang tanpa visi. Jangan
sampai pula masa – masa studi kita di fakultas kedokteran hanya berpusat pada
belajar, belajar, dan belajar. Jangan
sampai kita berfokus untuk menjadi Dokter spesialis.
Jangan
sampai kita tidak memiliki tujuan yang pasti ketika kita hidup.
Jangan
sampai…